Wednesday 19 October 2016

Holiday: Candi Muara Takus

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh



 
Candi Muara Takus


Menyambung dari cerita sebelumnya, atau coba aja klik disini ya. Kalau udah dibaca, ini sambungan ya... hehe. Waktu itu pulangnya udah sore banget dan kemalaman. Alhasil ternyata ketika kami pulang malam dari Bungus, macet sangat-sangat tidak terelakkan lagi, kami terjebak macet total. Saat itu kondisi jalan mobil seperti merangkak-rangkak. Bisa bayangkan bukan betapa capek dan lelahnya???

Setelah lepas macet di Padang, dan Papa sempat berhenti tidur buat istirahat,  itu sudah memasuki tengah malam. Kemudian kami jalan lagi menuju Payakumbuh dan kena macet lagi di Bukit Tinggi hingga beberapa spot persimpangan buka-tutup jalan sesudahnya. Sehingga waktu itu sampai di Payakumbuh udah subuh hari. 

Karena nyampai di Payakumbuh sekitar jam 4-tan subuh, kami memutuskan buat gak balik lagi ke kampung dan langsung pulang menuju Pekanbaru. Karena udah dipastikan bakal macet total lagi kalau mampir dulu ke kampung, belum lagi besok lusanya adalah hari pertama sekolah.

Alhamdulillah perjalanan menuju Pekanbaru lancar dan sedikit terkena macet di Kampar karena sistem jalan yang buka-tutup balik mudik. Sembari menuju Pekanbaru, waktu itu jam menunjukkan pukul 9-nan, masih pagi. Papa nawarin untuk mengunjungi Candi Muara Takus.

Jujur, 21 Tahun hidup di Riau apalagi kalau pulang kampung selalu lewat sini, belum pernah yang namanya melihat Candi Muara Takus. Memang ada niat, tapi gak terlalu niat mau mengunjungi karena orang yang pernah datang ke Candi dan aku tanyai mengatakan kalau candinya tidak terlalu baguslah, gersang lah, gak menarik dan sebagainya. Makanya belum ada kesempatan buat mengunjungi.


Aku kecil kalo dibandingin dengan candi ini ya -,-

Sedikit informasi mengenai Candi Muara Takus adalah kalau Candi ini adalah satu-satunya candi peninggalan sejarah Budha yang ada di Riau. Terletak di Kabupaten Kampar, Kecamatan XII Koto tepatnya di Desa Muara Takus. Dari simpang masuk menuju Candi,ternyata jauh banget masuk ke dalamnya ya :D belum lagi waktu itu kondisi badan jalan yang banyak rusak di beberapa titik. Harapannya semoga pemerintah setempat cepat membenahi segala fasilitas dan akses jalan menuju Candi. Biar makin rame wisatawan yang mengunjungi candi.


Ketika aku berada di lingkungan candi, tidak begitu buruk seperti yang orang-orang ceritakan. Mungkin tujuan mereka datang ke Candi untuk mencari sesuatu yang hanya bisa dipandang cantik oleh mata, mungkin mereka masih belum memaknai pentingnya sebuah peninggalan sejarah yang ada dan pentingnya menjaga sebuah peninggalan sejarah disekitar kita.


Kalau misalnya kepada semua orang kita mengatakan  Candi yang ada adalah tidak bagus atau apalah. Sudah dipastikan akan membuat kurangnya minat orang-orang mengunjungi peninggalan sejarah yang kita punya bahkan mungkin saja peninggalan sejarah kita bakal tenggelam dimakan zaman kalau tidak ada yang peduli. Ya kan??


Ini adalah ilmu bagi kita, bahkan menimbulkan banyak pertanyaan. Kenapa candi itu bisa dibuat oleh orang dahulu di Riau? kenapa bentuknya unik? kenapa menggunakan batu bata seperti itu? apa bedanya dengan candi-candi lain yang ada di Indonesia??


Dan.... segudang pertanyaan itu bakal dijawab kalau kita memiliki ilmunya, ditambah lagi langsung melihat keadaan peninggalan Candi yang sebenarnya. Amazing banget bisa mengetahui dan melihat langsung sejarah yang ada. Bisa jadi 30 atau bahkan 50 tahun lagi Candinya roboh atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, nah...kita bisa jadi saksi buat anak cucu kita kalau misalkan kita pernah melihatnya secara langsung. 


Bersama adik-adik dengan kondisi muka kucel 
belum mandi sejak kemaren :D

Saat itu kondisi cuacanya begitu panas di area Candi, pepohonan cuma ada di pinggiran Candi. Pada komplek Candi nya tidak ada pepohonan buat berteduh, jadi buat pengunjung disarankan membawa topi atau payung agar tidak terkena sengatan matahari.

Gak banyak mengambil foto di Candi karena lagi panas-panasnya banget, buat keringat bercucuran, apalagi belum mandi kan. Ahaaakksss!! -,-

Namun,  gak perlu cemas, di sekitar Candi banyak yang jual makanan dan minuman, topi dan tempat berbelanja oleh-oleh khas Candi Muara Takus. 

Jika melihat dari beberapa desa yang aku lewati menuju Muara Takus, desanya masih terawat, asri dan sejuk. Gak bakal rugi deh, kalau kita ngunjungi tempat yang bernilai sejarah. Selain menambah ilmu dan pengalaman, juga sebagai wujud rasa kecintaan dan rasa menghargai kita terhadap hal-hal bersejarah.



Sedang berada di atas Candi Utama

Setelah bersantai-santai menikmati minuman dan makanan yang ada disana, kami pun kembali pulang ke Pekanbaru. Mungkin liburan yang paling menyenangkan itu adalah liburan yang bisa membuat kita lebih refresh sekalian menambah ilmu dan pengalaman. Right??

Satu hal yang pasti, Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Banyak sejarah yang harus kita jaga dan lestarikan, yang bisa kita ambil pelajaran, bahkan ilmunya. Ingin menciptakan sejarahmu sendiri??? make it!!!  

Kita bisa saja menjadi sejarah, ntah mungkin karena karya yang kita tinggalkan, karena sikap dan perbuatan yang kita lakukan, karena jejak yang telah kita ukir dan sebagainya. Namun sejarah bukan hanya tinggal sejarah. Sejarah kadang akan berakhir buruk dan kadang berakhir baik. Sejarah apa yang ingin kita wujudkan adalah pilihan dan jalan kita sendiri.

Karena sejarah akan abadi dan dikenang meskipun raga tidak lagi berada di badan, maka penting bagi kita untuk menciptakan sebuah kesan sejarah yang baik. Sejarah gak akan mengenal dari mana dan siapa kita, tapi dari hasil dan apa yang ditinggalkan, sejarah yang kita tinggalkan bermanfaat atau tidak, dibutuhkan atau tidak  bahkan dikenang banyak orang atau tidak.

Itu lah sejarah, bagaimana kita bisa memberikan warisan yang bermanfaat untuk orang lain. Tidak untuk orang lain dahulu, mungkin dicoba untuk bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan kita. Wassalam.


 Area  Candi Muara Takus









Yang menulis tidak lebih baik dari yang membaca

No comments:

Post a Comment