Saturday 30 November 2013

Kata-Kata Antah Berantah

Assalamualaikum Sobat semua :D

Gak tau kenapa malam ini mata gak bisa terpejam. Aku tak memikirkan apapun tapi mata ini masih saja terjaga. OK, dari pada malamku terbuang percuma, aku ingin mengutarakan setiap rangkaian kata yang menjalar didalam pikiranku saat ini. Setidaknya mengasah kemampuan kosa kata dalam berbahasa... (Acciii illlleeeee... :D)

Malam itu indah
kita tau tak semua orang menghabiskan malamnya untuk tidur
contohnya saja aku
aku ingin berbagi sesuatu
maaf saja kalau kata-kata ini berasal dari pikiran antah berantahku
aku seorang anak manusia bernama Laila Muqaddasa
awalnya aku tak tau apa arti lengkap dari namaku
kemudian turun cahya ilmu ketika belajar  berbahasa arab 
hingga aku jadi tau apa artinya
malam suci
ku harap malam ini adalah awal dari malam suci
yang akan terus menghias setiap malamku
seperti nama ini
sebenarnya
aku tak tau bagaimana sisi seseorang menanggapi atau nenilai sikapku
disetiap hariku
aku hanya ingin berusaha baik dan lebih 
dan bersikap netral
aku suka bersahabat
aku suka bercerita tentang apapun selagi aku bisa menanggapinya
disisi lain aku ingin memiliki pergaulan luas
tapi untuk memulai percakapan masih belum menuai kecakapan
aku ingin kita
saling menyapa disaat jumpa
saling menebar senyum
dan saling mengucapkan salam bila ketemu
aiisssshh, kenapa aku membicarakan diriku sendiri??
sebenarnya aku hanya cewek bego yang tak ada apa-apanya
tak ada apa-apanya tanpa mereka
mereka yang selalu ada disisi
baik saat dekat maupun jauh
aku tak pernah memaksa mereka untuk mencintaiku
yang aku harapkan hanya kebahagiaan ketika berada disisi mereka
akhir-akhir ini aku sering tidur larut malam
aku tak tau
apakah saat ini aku sedang mendekati cinta?
atau mengenal cinta?
aku tak mengerti
semua kejadian ini membuat aku bertanya-tanya
mungkinkah?
apakah aku tak siap?
seolah-olah aku menjauhi cinta yang ada didepan mata
menuntut ilmu
mengapa akhir-akhir ini sangat susah untukku berbuat jujur akan ilmu
mengapa dulu begitu mudah diraih?
Tuhan....
apakah Kau sedang menguji usahaku?
aku memohon kemudahan-Mu Robb
jangan uji aku
aku tak ingin berbuat buruk
 walau sekecil dzarrahpun
saat ini aku telah merasakan sinar-Mu
jadi jangan uji aku seperti ini
Apakah ini yang terbaik bagiku?
apakah ini takdir keturunan Adam Hawa
yang engkau gariskan hingga kiamat Kubra kan datang?
disetiap ketikan jari yang menekan, menekan, menekan, dan menekan
pada setiap tombol-tombol
tersemat
bisakah aku menjalani peranku sendiri?
aku ingin menjadi artis pada hidupku
bukan artis panggung hiburan
juga bukan artis yang melancong di tivi
aku hanya ingin menjadi artis 
artis yang dikenal Robb dan makhluk lainnya yang ada dilangit
artis yang membuat bangga orang-orang aku kasihi
artis yang karyanya dikenang 
artis yang setiap untaian kata-katanya dibaca oleh semua orang 
artis yang wajahnya kan dikenang sebagai pembangkit perubahan kaula muda 
artis yang menyelamatkan kehidupan orang lain
artis yang menjadi contoh kebaikan bagi orang lain
artis yang senantiasa menjaga seluruh yang ada dilingungannya
bisakah kita menjadi salah satu artis tersebut?
yaaaa...
kita bisa berusaha
kita bisa mencoba
mungkin ada yang gagal, mungkin ada yang berhasil
tapi untuk hasil yang sempurna hanyalah milik Allah Ta'ala


Sekian, kata-kata campur-campur aku :P ....Wassalam. Selamat beristirahat :)










Tuesday 26 November 2013

Karakter Bangsa Kita Kian Terpuruk :(

Assalamualaikum Sobat,,

Sob, kemaren aku UTS Pancasila di kampus, sedikit pendapat dan pencerahan dari aku mengenai karakter bangsa Indonesia pada saat ini. Manurut aku ini sangat penting untuk aku bagikan bagi sobat-sobat sekalian yang akan membaca blog aku, hihi...

Yap, UTS kemaren aku memilih soal yang pertanyaannya adalah "Bagaimana pendapat anda mengenai karakter bangsa Indonesia pasa saat ini?"

OK aku akan menjawab berdasarkan hasil pemikiran dan analisa aku sendiri. Ayoo dibaca dan disimak ya, kalau misalnya da yang gak setuju dengan pendapat aku juga boleh dikritik kok :P

Sebelumnya kita tahu bahwa karakter itu adalah sifat, tabiat, akhlak. Karena kita membahas mengenai karakter bangsa indonesia maka pengertian karakter disini adalah suatu  tingkah laku yang tercermin berlandaskan pancasila.

Dan bagaimana pendapat aku mengenai karakter bangsa indonesia pada saat ini? menurut aku karakter bangsa Indonesia pada saat ini sedang diambang batas ketidakwajaran dimana KKN terkhusus praktek korupsi, nepotisme dan kasus suap-menyuap merajalela di negara kita tercinta. Yang mirisnya hal ini dilakukan oleh orang-orang tertinggi dari pejabat-pejabat daerah hingga pejabat nasional baik yang berkiprah dibidang politik maupun ekonomi. Kenapa tidak? tak malukah kita kalau negara kita dicap sebagai salah satu negara terkorup didunia? mengapa mereka masih sanggup melakukan hal sehina itu?

Kita tahu bahwa perilaku KKN dan suap-menyuap bukan hanya perilaku bejat, disini mereka lebih mementingkan keinginan dan kepuasan pribadi padahal rakyatnya masih banyak yang percaya dan mendukung mereka dari belakang. Tapi apa yang mereka lakukan?mereka buang kepercayaan rakyat, mereka buat rakyat merasa tak mendapat keadilan dan kesejahteraan yang layak, mereka hambur-hamburkan uang rakyat yang dituju untuk pembangunan masa yang akan datang. Sungguh miris. Semua yang mereka lakukan benar-benar merusak citra bangsa Indonesia bukan hanya dimata Nasional tapi juga dimata Internasional dan bukan termasuk karakter bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 

Sementara kita tahu bahwa karakter yang berlandaskan pancasila adalah taat kepada Tuhan YME, berlaku adil, peduli terhadap sosial, berlaku adil, mencerdaskan kehidupan bangsa, gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan tingkah laku-tingkah laku lainnya yang berlandaskan Pancasila. Setelah kita lihat cerminan tingkah laku yang berlandaskan pancasila kita tahu bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan KKN dan suap-menyuap telah merusak nilai-nilai pancasila dari sila-1 hingga sila ke-5,ya gak??

Ini dia contoh orang-orang yang saat ini problemanya sedang mencuat dimuka umum karena tersandunng kasus korupsi dan Nepotisme...

Ratu Atut-n
http://www.poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2013/10/Ratu-Atut-n2-300x250.jpg

Ratu Atut Chosiyah, menjabat sebagai Gubernur Banten. Namanya mencuat setelah adikknya tertanggap basah oleh KPK menyuap MK Akil Mochtar dalam pemilukada. Menurut berbagai sumber Ratu Atut ternyata juga tersandung kasus korupsi di daerah Banten dan terbukti nepotisme karena anggota keluarganya banyak mengisi jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan.

Bukan hanya Ratu Atut saja yang terlibat hal serupa, tapi kasus suap-menyuap dan korupsi juga membawa sederet nama-nama orang terpenting seperrti Nazaruddin, Anas Urbaningrum, Andi Malaranggeng, Angelina Sondakh, Akil Mochtar, dll bahkan Budiono Presiden kita sekarang lagi proses pemeriksaan di KPK mengenai kasus bank Century.

Sebenarnya bukan hanya praktek KKN dan suap menyuap yang merusak karakter bangsa sesuai Pancasila tapi banyak hal-hal lainnya, mulai dari tingkah laku masyarakat kita yang ala kebarat-baratan yang tidak sesuai dengan latar budaya bangsa kita sejak nenek moyang dulu.

Mau merubah karakter bangsa kita yang sedang kacau? Intinya berubahan itu bawalah dari diri sendiri, kemudian bawa keluarga, kerabat, sahabat, dan teman-teman untuk lebih sadar dan mencintai negaranya. Jadi apa yang harus kita lakukan untuk merubah karakter bangsa kita yang sedang karut-marut ini? ini tips ala aku :D

1. Tanamkan dalam hati kita sejak dini nilai-nilai agama. Karena jika kita yakin dan selalu membawa Allah dalam diri kita, insya allah semua yang kita lakukan akan terarah.

2. Tanamkan dalam hati sifat jujur. Karena tidak semua orang sanggup untuk berlaku jujur dalam segala aspek.

3. Berteman dan bersahabatlah dengan orang-orang yang selalu membawa kebenaran, jauhi orang-orang yang mungkin akan membuatmu terjerumus kedalam perangkap berbahaya. Karena gak semua orang suka dengan kebaikan yanng kita lakukan. Bisa saja mereka mencari celah untuk menjatuhkan kita, padahal awalnya kita berniat baik. 

4. Hilangkan nafsu untuk memiliki jabatan sekedar untuk memperkaya diri dan anggota keluarga.

5. Bersikaplah dengan lebih sederhana. Kalau kita  memiliki sifat foya-foya yang akut, tak lain dan tak bukan, kita bakal terjerumus kelimbah Korupsi. 

6. Pedulilah terhadap lingkungan sekitar. Jangan acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar. Kalau kita melihat ada sesuatu yang tidak beres, bawa dan bicarakan dengan baik.

Ingat! satu orang saja yang merusak maka yang lain juga akan kena imbasnya. Satu kesalahan melibatkan semuanya karena kita ini satu. Jadi,mari bahu-membahu membangun karakter bangsa kita yang kian terpuruk kearah yang lebih maju dan positif. (y) Wassalam ya Sobat... :))











Wednesday 20 November 2013

Persepsi oh Persepsi

Assalamualaikum Sob,,, 

Uuuaaaaaaaaaaaa.... hari ini benar-benar merinding, aneh, bocor plus takjub banget. Tau gak Sob, tadi pas mata kuliah pengantar komunikasi bener-bener membekas plus membayang-bayangi pikiran aku sekarang, ntah kenapa aku merasa kesal dan nyesal  pas ngomong di depan kelas tadi.

Jadi ceritanya gni Sob, Bu Acih dosen kami menyuruh kami untuk mempersepsikan mengenai tema cinta, balada anak kos, dan kuliah di depan anak kelas. Disini buk Acih menyuruh kami untuk lebih megeluarkan pola pikir kita berdasarkan pengalaman yang pernah kita lakukan.

Aku sih bukan orang yang maju pertama kalinya. Tapi pas akhir-akhir aku memberanikan diri untuk maju ke depan kelas mempersepsikan mengenai cinta dan balada anak kos.

Aku mempersepsikan tema cinta untuk pertama kalinya, dengan PD nya aku mengatakan bahwa selama di dunia ini aku hanya pernah merasakan 3 cinta, cinta dari keluarga, cinta dari para sahabat yang selalu mendukungku,dan cinta terpendam. AAAaaaaaa.... bodohkan?? dengan bangga dan PDnya aku bilang cinta terpendam. Whaaat?? apa yang harus aku katakan lagi?? Aku ngeles donk. Aku bilang kalau cinta terpendam aku ini masuk dalam kategori cinta untuk memacu semangat motivasi.

Aku mengatakan semuanya wooiiiiii.... di depan  kelas, aku ceritakan awal bisa aku memiliki cinta terpendam, siapa orangnya, organisasi yang digelutinya, kehebatannya, kepribadiannya dan semua tentang dia yang membuat aku termotivasi dan mencintainya dalam diam. Memang aku mendengar sorak riuh semua anak kelas atas cinta aku yang terpendam dan gak kesampaian. Tapi mau gimana lagi ... hahahhaha...

Ini suer ya,,,, kalau aku bicara langsung berdasarkan hati, itu sumpah takut banget keceplosan, suatu hal yang sebenarnya aku tutup rapat-rapat tapi akibat berbicara terlalu serius dan mendalam akhirnya terkatakan hal-hal yang tak patut sebenarnya aku katakan. Contohnya tadi, pas ngomongin tentang cinta terpendam aku keceplosan bilang identitasnya, dia kuliah dimana dan apa yang sering ia lakukan waktu zaman sekolah dulu. Aaaaaa..... sumpah bodoh kali lah ha.....

Akibat cerita terlalu panjang dan mendalam cerita didepan kelas, aku sampai bingung harus mengakhiri dari mana. Terus aku bilang aja gini " Mungkin dia adalah salah satu orang yang diidam-idamkan untuk menjadi imam bagi setiap wanita, tapi bagi aku sudah cukup dia menjadi salah satu orang yang pernah memotivasi diri aku untuk bisa berubah menjadi lebih baik"

Yah, hanya itu saja, terus aku juga bilang aku mungkin pengen ingin mencoba bagaimana rasanya bila menjadi anak kos. Berangkat dari cinta terpendam, mungkin aku pasti akan mencobanya. Tapi pikiran ini berkata lain, disisi lain masih belum sanggup untuk berpisah dari  orang tua, yang kedua setidaknya aku ingin dapat membantu orang tua bekerja di toko, siapa lagi yang ngurus kalau bukan kami-kami anaknya. Kata papa gak cukup hanya teori-teori yang dipelajari disekolah, tapi kita juga harus bisa mempraktekkannya seperti membantu orang tua berdagang, sehingga kita punya basic dan juga pen:galaman. And bla...bla...bla..

Yaaahhh.... mungkin sekitar itu persepsi yang aku ceritkan mengenai cinta dan anak kos....Apabila Sobat-sobat mau sharing bersama aku disini juga boleh :D.... Wassalam :*

Thursday 14 November 2013

Kecewa tapi BANGGA :D

Assalamualaikum Sob...

:"( Hari ini benar-benar kecewa Sob, karena kelas kami yang bernamakan 1Dentity Production kurang beruntung untuk memenangkan film di festival film yang KREASI adakan. Festifal film yang kami ikutin ini bertema tentang Pahlawan. Tadi tu ada lima piala kaca yang dipamerin di depan, dari awal udah kebayang-bayang piala berkilau itu bakal ada ditangan :( Yaaa mau gimana lagi, Allah berkehendak lain. Walaupun sedih tapi harus semangat kan? masih ada kesempatan lagi kok tahun depan.

Tadi ada lima kategori pemenang. Ada skrip terbaik, pemain terbaik, sutradara terbaik, film terfavorit, dan film terbaik. AAAaaa.... jadi gak tahan satu kategoripun gak ada yang menang (Sabaaaaar neng :P). Bukannya ada maksud apa-apa sih,tapi penilaian dewan juri benar-benar gak selektif menurut kami-kami,bukan kami ajaa, malah tadi ada yang lain kayak protes gitu. Ya habisnya yang menang kakak-kakak senior. Kayak ada unsur segan-menyegan gitu pemenangnya.

Yang lebih rancunya lagi pemilihan sutradara terbaik. Dari mana coba kakak-kakak tu tau tentang siapa yang sutradara terbaik. Wong perwakilan panitia KREASI gak ada tuh yang  lihat dan menilai langsung dilapangan bagaimana kinerja dari sutradara  pada setiap film orang-orang. Apalagi yang menang jadi sutradara terbaik katanya orang-orang hebat pula plus sutradara di madaniTV gitu katanya. Yaa ampun.....

Udaah udah, kembali ke cerita yang lurus. Sob, jika dilihat dari semua film yang ditampilkan bener-bener bagus semua. Udah kayak benar-benar asli memproduksi film sungguhan. Baru kali ini bisa belajar plus lihat aslinya bagaimana susahnya dan mudahnya dalam pembuatan film hingga ditampilkan dalam acara terkhusus pula.

Aku bangga sama komunikasi yang punya karya,  mereka dan kita-kita bisa menampilkan hasil karya sendiri didepan orang banyak. Berharap mudah-mudahan kita menjadi generasi penerus bangsa yang aktif, selektif, dan pastinya selalu kreatif untuk INDONESIA... :*

Itu saja yang mau aku ceritakan, see yaaa... Wassalam :))


Kisah Lama

Aku  yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktuku
Tersita dengan angan tentangmu

Mencoba lupakan
Tapi ku tak bisa
Mengapa begini

Oh mungkin aku bermimpi menginginkan dirimu
Untuk ada disini menemaniku
Oh mungkinkah kau yang jadi kekasih sejatiku
Semoga tak sekedar harapku

Bila tak menjadi milikku
Aku takkan menyesal
Telah jatuh hati

Semoga tak sekedar harapku

Haaiii Sobat semua.... Assalamualaikum (pagiiii baru wooooiii :O) hahha... pagi-pagi udah galau ni Sob, haha. Yaaap, galau ini ada alasan tersendiri, ntah kenapa akhir-akhir ini aku jadi kangen seseorang yang jauh disana. Dari lirik lagu diatas mungkin sobat-sobat bisa mencerna isi hatiku dulu dan mungkin kini. Yap, dulu lagu ini tertuju pada seorang figur yang pernah mengisi relung hati. Seorang figur yang semua tindakannya melekat dihati, berusaha terus melupakan tapi gak pernah bisa karena figurnya yang selalu ada dimana-mana (hantu dooonkk....:D).

Siapa sangka kalau aku hanya berangan dan melihat dia dari kejauhan. Waktu itu hati begitu sesak kalau lihat dia. Gak tau kenapa, tapi waktu itu keadaan sudah berbeda, dia telah lulus SMA dan aku sebagai salah satu siswa waktu itu akan berusaha melanjutkan perjuangan kakak-kakak yang telah lulus.

Mungkin sebelumnya aku belum pernah cerita mengenai isi hati pada Sobat semua, tapi kali ini aku akan membuka perlahan-lahan kisah-kisah yang dialami seorang wanita seperti aku yang pernah menyukai seseorang dibalik tirai dengan sangat. Lirik lagu diatas benar-benar mengena banget sama kejadian aku waktu di MAN dulu, hahaha...

Berawal ketika masa MOS berlangsung, ketika itu aku melihatnya berdiri di depan  kami semua mengenalkan salah satu organisasi yang digelutinya. Dari situ dan dari gaya berbicaranyalah aku jatuh hati untuk pertama kalinya. Selama ini aku gak berani mendekat, cumasalah satu Sobat aku telah berhasil mengenalkan dan akhirnya aku bisa dekat dengannya walaupun gak begitu dekat sedekat sobat aku padanya. Ada satu moment yang gak terlupakan. Aku punya satu-satunya foto berdua dengannyaa,,, uwwwaaaaaaaaa.... senang kali sampai gak bisa bisa tidur semalaman.

Dulu, biasanya aku selalu menyibak tirai jendela kelas, karena aku nampak dia sering duduk di sudut teras suatu bangunan, yaaaa .... itu adalah tempat tongkrongan dia bersama teman dan adek-adek kelas yang selalu menyanyanginya. Ku lihat setiap tingkahnya, mulai dari raut wajah yang serius, senyuman, canda, tawa gelakan dan sorak teman-teman lainnya tergambar disana. Ingin rasanya waktu itu aku ikut menjadi salah seorang pendengar diantaranya. Tapi aku gak bisa, aku terlalu malu memeperlihatkan wajahku, aku takut dia tahu kalau aku suka padanya. Yaaap, sampai saat ini mungkin dia gak tau kalau ada seseorang yang menaruh hati padanya.

Aaaaahh, udah dulu ah ceritanya, sampai situ aja dulu. aku mau siap-siap ngampus dulu nih.... Dadadda Sobat, wassalam






Tuesday 5 November 2013

Karena Setiap Cinta Memiliki Ceritanya Sendiri (My Love is A Photographer)

"Buset dah panas kok kebangetan amat yah?" risih Nina sambil membuka helmnya seraya menyipitkan mata. Rina terus barjalan disamping emperan toko-toko kecil disekitar pasar yang akan ditujunya. Ya, hari ini Ibunya Nina akan mengadakan arisan, kebetulan Nina lagi tidak sibuk dan menyuruh Nina belanja ke pasar.

Nina telah sampai di tempat dimana orang selalu masuk ke dalam pasar melalui jalan alternatif dipojok sana, biar tidak kena becek gitulah. Setelah Nina hampir keluar dari jalan itu, nampak oleh Nina seorang nenek tua yang bajunya sudah lusuh banget duduk di ujung jalan alternatif itu. Spontan Nina ingin memberi sedikit uangnya untuk nenek itu.

Ketika Nina sampai didepan sang nenek, Nina mengulurkan tangannya yang sebelumnya telah ia selipkan sedikit uang dan memasukkan uang itu dalam ember yang disediakan sang nenek.

Klik... Seketika ada seberkas pantulan sinar yang menyorot Nina dan nenek barusan yang membuat Nina terkejut. Seorang pria stelan kaos biru-jeans berlari kencang keluar pasar ketika Nina melihatnya.

"Heeeiiii jangan lariiii...... heeiiiii," Nina memanggil pria itu kencang.

Tiba-tiba saja sang nenek buka suara dan Nina pun membiarkan pria yang berlari tadi. "Makasih nak, mudah-mudahan dapat jodoh yang terbaik," kata nenek itu kepada Nina.

Gleeeeekk. Nina seperti menelan sesuatu dalam mulutnya dan seketika membuat Nina sedikit bingung dan langsung mengucapkan, "ooh, makasih nek,atas doanya" balas Nina kepada sang nenek tua diiringi secercah senyuman tipis dan Nina pun kembali pergi untuk belanja sebagaimana tujuan awalnya.

***
Ibunya Nina berjalan ke arah pintu kamar Nina dan langsung saja membuka pintu kamar Nina. "Nina, yuk ikut Ibu yuk ke ruang tengah! mau Ibu kenalin sama teman-teman Ibu," Ajak Ibunya Nina dengan lembut.

"Yaaah Ibu, Nina males... Nina masih ada yang mau dikerjakan sama Desi nih," ucap Nina pada Ibunya sambil cemberut kayak ikan cucut.

"Desi, Tente pinjam Ninanya dulu yaaa?" izin Ibunya Nina pada Desi, teman satu sekolahnya Nina.

"Ah, Tante ini pake izin segala, silahkan Tante cantik! gak ada yang larang kok," Balas Desi pada Ibunya Nina sambil tertawa lepas.

Nina ikut sama Ibunya keruang tengah. Suasana rumah Nina tampak ceria, teman-teman ibunya Nina ternyata sangat ramah dan humoris. Seketika Nina yang cemberut itu berubah rona wajahnya menjadi kemerah-merahan.

"Buk Septi, beruntung deh punya anak secantik Nina,ya gak ibuk-ibuk?" kata salah satu ibuk-ibuk kepada Ibunya Nina dan ibuuk-ibuk yang lain.

"Ah, Bu Titik bisa saja, siapa dulu donk,ibunyaaaa," jawab Ibunya Nina sambil tertawa diiringi tawa ibuk-ibuk lainnya.

"Eh, ngomong-ngomong Nina udah punya pacar belom? kalau belom sama anak tente aja... masih lajang loh," tanya seorang ibuk kepada Nina.

Belum sempat Nina menjawab, alias Nina masih kelihatan berpikir. Ibuk yang lain juga pada ikutan nanya. "Sama anak Tante aja Nina, masih lajang dan udah punya kerja," tawar ibuk-ibuk itu pada Nina.

"Eh, gak usah dengarin ibuk-ibuk yang itu,sama anak Tante aja. Udah ganteng, pintar, lajang. terus udah kerja di kantor pemerintah lagi," tawar ibuk-ibuk yang lain kepada Nina.

Nina kelihatan bingung, dan rona wajahnya semakin memerah. Melihat anaknya yang gugup, Ibunya Nina angkat bicara.

"Aduh ibuk-ibuk,ada waktunya itu kalau ngomong begituan, kasihan kan Nina saya jadi malu begini," tawa Ibunya Nina dan ibuk-ibuk yang lainpun ikutan tertawa seraya meminta maaf kepada Nina yang merasa terpojok.

Tiba-tiba saja salah seorang dari teman Ibunya Nina memecah kemeriahan tawa dengan menyodorkan sebuah kertas kecil kepada Nina.

"Apa ini Tante?" tanya Nina sambil memperhatikan isi dari kertas itu.

"Itu undangan untuk datang ke pameran karya seni anak Tante, anak Tante seorang Fotografer. Jangan lupa datang ya!" ajak Tante itu bersemangat.

"Oh, OK Tante, pasti," ujar Nina meyakinkan.

***

"Desiiii, gue diundang ke acara pameran ama teman ibu gue, yeyeyye," kata Nina kegirangan pada Desi yang waktu itu lagi asyik menulis.

"Whaat?? pameran?" tanya Desi terbelalak dan langsung duduk siap di depan mukanya Nina.

"Iyaaa... pameran Des, tapi masalahnya gue mau pergi dengan siapa, masa sama loe mulu si Des? nanti gue dikira orang gak laku terus lesbong pulaaa....aaaaaa,, gak mau gak mau," ucap Nina teriak sambil mengacak-acak rambutnya.

"Isshh, pikiran loe kejauhan amat sih ama gue, kalau beneran terjadi gimana?" tanya Desi sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Dessiiii..... gue serius, jangan sampai lah." 

"Iya deh, emang lu kira gue mau gitu? jijayy tauuk," balas Desi manyun.

"Ok ok, tapi gue emang serius Des, banyak yang bilang gue cantik, tapi apa yang terjadi selama ini sama gue coba? gue ini jomblo Des, JOMBLO SEJATI!!"

"Sssssstttt, setiap kata adalah doa," kata Desi berbisik sambil menutup mulut Nina.

"Apaaan sih, lo jangan nakutin gue donk Des," kata Nina sambil menghalau tangan Desi saat itu.

"Nin, setiap orang pasti bakal punya pasangan dan itu udah janji Allah pada kita makhluknya. Mungkin sekarang, ini bukan waktu lo. Dan mungkin waktu lo itu ada di masa yang akan datang," ucap Desi bijak yang seketika membuat Nina ngelamun.

"Bener sih Des, tapi masalahnya gue sekarang udah kuliah, setahun lagi bakal tamat,masa belom punya gebetan juga, gue juga mau. Lo sih enak ngomong, lo udah pernah ngerasain dan udah punya 10 mantan, lah gue?" ungakap Nina murung dan berjalan menuju jendela kamarnya seperti ingin melihat sesuatu.

"Nin, asal lo tau aja, lo kira enak pernah punya mantan 10? lo lihat apa yang gue korbanin! air mata, kesedihan,kebencian, kemunafikan, kebohongan, dan sebagainya bahkan gue hampir di nodai, lo masih ingat itu kan? jadi sekarang apa yang lo inginkan? lo lihat sekarang gue kan, gue udah gak punya gebetan lagi sejak diceramahin sama si Aisyah yang orangnya alim banget itu," ucap Desi tegas bak Hitler yang kayak di pelajaran sejarah.

"Desiiiiii... gue salut punya sahabat kayak loe," Ninapun berbalik dan memeluk sahabatnya erat yang telah membuka lebar pemikirannya selama ini.

Lama Desi berada di rumah Nina, akhirnya Desi pulang dan tinggallah Nina di kamarnya sendiri. Nina memperhatikan undangan yang diberi teman ibunya tadi dengan seksama dan membacanya. Ya. acara itu akan diadakan seminggu lagi. Nina berpikir akan mengajak Desi sahabat baiknya itu ke pameran.

***

Tibalah Nina di pameran yang sebelumnya ia tak pernah pergi kesana. Nina dan Desi berkeliling mengintari setiap jalan yang disisinya telah ditempeli beberapa foto yang spektakuler, yaaa.... it's so amazing! Kira-kira siapa orang yang dapat memfoto ini sebegitu kerennya?? ucap Nina dalam hati.

"Ninaaaa......," teriak suara Desi dari kejauhan. Ternyata Desi telah berada di ujung pameran  yang buntu. Nina berjalan menuju Desi dengan langkah cepat.

"Apa sih? ini pameran tau, bukan hutan, asal teriak aja," bentak Nina pada Desi.

"Gue terkejut tauk, nih liat fotonya," suruh Desi kepada Nina.

"Haaaaaahh.... itu gue yaa?" tanya Nina.

"Lo sakit ya? itu emang lo Nina sayang. Kok bisa sih? lo gak pernah bilang kalau lo pernah jadi foto model," kata Desi sambil menarik bahu Nina untuk melihat wajahnya.

"Whaat?  foto model? lu sedeng yaa? gak mungkin kalii, lo liat baik-baik Des! gini ceritanya, waktu itu gue disuruh ibu ke pasar, kebetulan gue nampak nenek-nenek yang bikin gue kasihan banget. Terus gue kasih duit deh," ujar Nina santai.

"Oh gitu toh, terus siapa yang fotoin lo?" kata Desi balik nanya.

"Tunggu dulu.....(Nina berpikir), ohhh, gue ingat sekarang, waktu itu pas gue ngasih duit ke nenek tua itu, gue terkejut karena ada yang fotoin ke arah gue dan nenek, gue kira itu cowok foto ntah siapa, kiranya fotoin gue," kata Nina panjang lebar.

"Azeeeh, yang udah punya fans misteriuzz, by the way fotonya bagus banget. Menurut analisa gue, sang nenek kumal dan seorang gadis baik hati yang memberi uang sang nenek, itu kan adalah gambaran sifat murah hati ditambah lagi background suasana hiruk pikuk pasar seakan menambah potret pelengkap yang mendramatisir seluruh aspek yang dialami sang nenek. Cahaya yang tampak buram seakan menambah amukan naluri hati yang pilu melihat penderitaan si nenek. Foto yang sungguh indah, namun kecut dan penuh teka-teki," Ungkap Desi sambil melihat secara detail setiap sudut dari foto itu.

Prok prok prok. Seketika Desi terkejut dan melihat semua orang yang ada disekitar Desi bertepuk tangan mendengar komentar Desi tentang foto itu. Desi sadar ternyata ia telah ditinggal oleh Nina. Desi pun beranjak pergi sambil tersenyum kepada orang-orang yang masih bertepuk tangan padanya.

Ketika sedang mencari Nina, ternyata Desi melihat Nina dari kejauhan yang sepertinya sedang berbicara dengan seorang cowok. Desi pun berjalan menuju Nina.

“Nin, lo kok tega ninggalin gue bicara sendiri disitu,” gerutu Desi ngambek.

“Lo sih, bicaranya hamper kayak Vicky nya si Gotik, makanya gue lari,” kata Nina tertawa. Dan si cowok itupun ikutan tertawa.

“Eh, siapa nih? Kenalin donk!” rayu Desi sambil menyenggol bahu Nina.

“Lah, gue aja belom kenal dia, ini aja baru mulai ngobrol,hehe,” ujar Nina.

“Dari pada kita gaje, ikut gue dulu yok!” ajak cowok itu.

“Ha? kemana?” tanya aku dan Desi serentak.
“Udah, ikut aja!” balas cowok yang masih belom diketahui namanya itu.

Nina dan Desi pun mengikutinya dari belakang. Dalam hati kecil Nina sepertinya terdapat perasaan yang menggebu-gebu tak biasa. Yaa… cowok itu baru pertama kali ia temui, tatapan mata cowok itu sungguh membekas pada pandangan imajinasi Nina. Matanya, menyorotkan sesuatu yang sulit diungkapkan. Nina terus saja memperhatikan cowok itu dari belakang. Mata Nina lurus pas berada di pundak cowok itu. Nina ingin cowok itu menjadi pangerannya di alam imajinasinya kalau perlu menjadi pria yang akan mengisi kekosongan hari-harinya selama ini.

“Jangan mimpi dia jadi pangeran lo ya Nin?”  suara bisik Desi membuyarkan lamunan Nina.

“Dasar lo Des, bukannya support, malah ngejatuhin,” kata Nina sambil menjulurkan lidahnya.

Cowok itu mengajak Nina dan Desi pada sebuah café yang tak jauh dari pamerannya berada. Dan cowok itupun mempersilahkan Nina dan Desi untuk duduk kemudian memesan makanan ataupun minuman.

Saat sedang menikmati makanan, cowok itupun buka suara. “Nama gue Rio Nugraha, biasa dipanggil Rio.”

“Oh, Rio… nama aku….” (Rio memotong pembicaraan Nina). “Aku udah tau nama kamu, Nina kan? dan teman kamu Desi.”

Nina dan Desi terbelalak dan berhenti seketika mengunyah makanan. “Iyaaa… kok tau sihh? Kita kan belum pernah ketemu,”kata Nina.

“Makanya, kalau sama tetangga itu jangan sombong,” ujar Rio sambil menghadapkan wajahnya kearah Nina.

“Tetangga?” Tanya Desi.

“Iya, gue dan Nina itu sebenarnya tetangga loh Desi,” kata Rio pada Desi.

“Oh, jadi itu lo ya Rio, anaknya Tante Ria yang ngasih gue undangan untuk kesini. Jadi lo yang bikin pameran dan yang foto gue?” tanya Nina penasaran.

“Iyaa, maafin gue ya sebelumnya udah bikin lo terkejut pas di pasar waktu itu.”

“Yaudah, gak apa kok,” ujar Nina malu dan seketika langsung melihat Desi yang mukanya udah kayak udang rebus gak tahan mau teriak kayaknya.

“Lo masih ingat gak Nin, waktu itu lo pulang ke rumah lagi jalan sendirian, terus saat itu lo nendang kaleng minuman dan langsung kena kepala gue yang saat itu gue sedang jogging sore , waktu itu gue sumpah ingat betul wajah jelek lo pas lari ketakutan terbirit-birit,” ungkap Rio tertawa lepas sendiri.

“Udah selesai ketawanya?” kata Nina jutek.

“Ha?apa? maaf Nin, maaf,” Rio pun berhenti tertawa dan menahan malu. Nina dan Desi pun ikut tertawa dan selanjutnya mereka melanjutkan makan mereka yang sempat terhenti.

Selanjutnya Rio membawa Desi dan Nina ke galeri tempat Rio memajang foto Nina bersama nenek tua itu. Ketika mereka sampai di lokasi. Rio mengambil sepucuk mawar putih yang ada diatas meja tepat dibawah foto Nina dan nenek tua dipajang. Seketika membuat Nina dan Desi bingung saling bertatapan. Rio tepat berada dihadapan Nina diantara foto Nina dan Nenek tua.

“Nina, selama ini gue suka sama lo sejak lo nendangin kaleng ke kepala gue. Sejak saat itu gue penasaran sama lo dan sering ngikutin lo kemana lo pergi, dan satu keinginan gue dari loNin, gue mohon lo mau jadi pendamping hidup gue selamanya,” Ujar Rio mengungkapkan perasaannya pada Nina, sambil berlutut dihadapan Nina seraya mengangkat mawar putih itu kehadapan Nina.

“Rio, tapi kita belum saling kenal, kita baru aja kenal. Terus apa alasan gue harus nerima lo?” balas Nina bingung sambil melihat Desi.

“Tapi gue kenal lo, gue suka dan cinta banget sama lo Nina, Plis terima gue dan ambil mawar putih ini,” kata Rio memohon dengan sangat.

Nina tampak bingung. Rio bukan minta jadi pacar tapi malah minta jadi pendamping hidup, apa artinya ini semua? Nina sangat bingung. Nina melihat ke Desi yang asyik melihat-lihat kamera si Rio yang sejak tadi ia pegang.

“Des, gimana nih? Gue terima?” Tanya Nina pada Desi.

“Nin, gue nungguin nih, gue mau lo ikhlas berikan rasa cinta lo ke gue sama seperti rasa ikhlas dan tulus lo ketika memberi  nenek yang ada didalam foto itu!” Rio mengingatkan yang kelihatannya udah pegel-pegel.

“Rio, lo jangan buat gue merasa kasihan dan iba gitu donk, gue bingung!” kata Nina galau ketulungan.

“Nin,ini adalah kesempatan besar dari hidupmu yang harus lo aktualisasikan agar terciptanya kemakmuran harmonisasi dan tiada kudeta diantara lo dan Rio, TERIMA!” kata Desi yakin.

TERIMA! TERIMA! TERIMA! Sorak-sorai teriakan dan iringan tepuk tangan membuat suasana hati Nina menggebu , semua orang yang ada di pameran ini menyaksikan ikrar cinta Rio pada Nina.

Nina mengambil mawar putih itu, “ Rio, berdirilah, gue nerima lo sekarang.”

“Lo serius Nina?” tanya Rio gak percaya.

“Iya,gue serius taukk, atauu….”

“Ok…ok, gue percaya, makasih Ninaa,” Rio pun berdiri dan berhambur langsung memeluk Nina dihadapan orang-orang yang ada di pameran itu. Semua orang pun memberikan bertepuk tangan.

Desi melihat kamera Rio yang sedari tadi ia pegang. Yaaa…. Desi mendapat satu jepretan foto saat itu. Satu lagi momen paling indah terabadikan. Desi mendapatkan foto  indahnya ikrar cinta  Rio kepada Nina. Sama halnya ketika Nina menunduk memberikan keihklasannya pada sang nenek di pasar. Dan sekarang Nina pun menunduk kembali sembari menerima keikhlasan dan ketulusan cinta dari  Rio yang akan menjadi belahan jiwanya, tepat didepan foto Nina dan nenek tua itu.



TAMAT